Selasa, 08 Oktober 2013
Korupsi Lagi, Korupsi Lagi, Gak Bosen?
  • Title : Korupsi Lagi, Korupsi Lagi, Gak Bosen?
  • Author :
  • Date : 17.19
  • Labels :

Korupsi Lagi, Korupsi Lagi, Gak Bosen?



Korupsi Lagi, Korupsi Lagi, Gak Bosen? 
By: Muhamad Septian Rizki

Dijaman sekarang, istilah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme adalah hal yang sangat biasa bagi sebagian negara di dunia. Terutama kasus ‘korupsi’, korupsi sangat mustahil untuk dihilangkan di muka bumi ini, hal ini dikarenakan banyaknya pejabat yang bemental tempe. Hampir di semua negara, kasus korupsi selalu terjadi, hanya saja besar kecilnya lah yang membedakannya.

Alasan saya mengambil tema ini adalah karena saya tidak ingin lagi melihat orang-orang yang hidupnya menggelandang di jalanan, mengemis, tidak punya rumah, kelaparan, bahkan sampai terjadi tindak kriminal yang modusnya adalah ‘tepaksa karena tidak punya uang untuk membeli makanan’. Sedangkan mereka yang bekerja di perkantoran, dengan seenaknya mengambil uang rakyat tanpa melihat dan merasakan penderitaan rakyat kecil.
Mereka juga tak menyadari bahwa uang yang mereka pakai untuk membeli makanan, minuman, membeli kendaraan pribadi, bahkan rumah sekalipun itu adalah uang rakyat. Tapi entah kenapa mereka masih saja melakukan tindakan korupsi, seakan-akan mereka tidak peduli.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?  Apakah benar di negara yang katanya “bertuhan” ini bebas dari KKN?
Saat ini rakyat Indonesia semakin terpuruk saja, bagaimana tidak, disaat rakyat Indonesia sedang dibebankan oleh mahalnya harga-harga kebutuhan pokok yang diakibatkan oleh naiknya harga BBM, para pejabat di Indonesia malah enak-enakan menikmati uang haram.
Memang aneh, apa lagi yang akan mereka cari di dunia ini? apa mereka belum cukup dengan kekayaan yang mereka miliki? Padahal gajih mereka bisa mencukupi kebutuhan pokok, bahkan mereka bisa membeli rumah yang besar, perhiasan-perhiasan, mobil dan motor mewah, dan lain sebagainya.
 Di Indonesia, lahan-lahan korupsi sering muncul pada kebijakan pengadaan-pengadaan oleh pemerintah, seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, terbongkarnya kasus korupsi dan pencucian uang dalam proyek pengadaan simulator SIM yang dilakukan Kepala Korlantas Irjen Pol Djoko Soesilo, majelis hakim pun memvonis 10 tahun penjara dan denda 500 Juta Rupiah.
Tentu, kita juga masih ingat dengan kasus ketua Partai Demokrat yang terkait dengan kasus Hambalang, Ia menantang media dengan pernyataannya, “Saya siap digantung di Monas jika saya terbukti melakukan korupsi, walaupun satu rupiah.” Walau ia terbukti bersalah, sampai sekarang Ia tak kunjung merealisasikan janjinya.
Tak cukup sampai disitu, kabar terbaru datang dari Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar tertangkap tangan oleh KPK menerima suap 3 miliar terkait sengketa Pilkada, kalau misalkan kasus tersebut benar-benar terbukti, sungguh sangat keterlaluan para pejabat Indonesia.
Menurut laporan yang dirilis oleh Kemendagri, 7 dari 10 Gubernur di Pulau Sumatera tersangkut korupsi (kemendagri.go.id 20/04/2012).
Menurut Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Djohermansyah Djohan mengungkapkan, sejak tahun 2004 sampai Februari 2013, sudah ada 291 kepala daerah, baik gubernur/bupati/walikota yang terjerat kasus korupsi.
Hal yang sama juga diksampikan oleh Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja, Ia membeberkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat adalah lembaga terkorup kedua setelah Kepolisian.
Dalam sebuah survey, disebutkan bahwa Indonesia adalah negara terkorup pertama di Asia Pasifik, dan negara terkorup kelima di dunia.

KKN dalam Kacamata Islam
Lafal korupsi ternyata terdapat pada buku-buku tafsir Al-Qur’an susunan Ulama di indonesia. Bahkan Prof. Dr. Hamka memberi judul ‘korupsi’ dalam menafsirkan ayat 161 surat Al-Imron.
Korupsi sudah sangat jelas dilarang dalam Agama Islam, korupsi sekecil apapun akan tetap dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
Berikut ini adalah beberapa dalil tentang tindakan korupsi:
$tBur tb%x. @cÓÉ<oYÏ9 br& ¨@äótƒ 4 `tBur ö@è=øótƒ ÏNù'tƒ $yJÎ/ ¨@xî tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# 4 §NèO 4¯ûuqè? @à2 <§øÿtR $¨B ôMt6|¡x. öNèdur Ÿw tbqßJn=ôàムÇÊÏÊÈ   Ç`yJsùr& yìt6©?$# tbºuqôÊÍ «!$# .`yJx. uä!$t/ 7Ýy|¡Î0 z`ÏiB «!$# çm1urù'tBur æL©èygy_ 4 }§ø©Î/ur 玍ÅÁpRùQ$# ÇÊÏËÈ  
Artinya: Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.
Selain itu, berikut ini ada hadits-hadits lain yang berhubungan dengan korupsi sangat jelas:
940 حَدِيثُ سَعِيدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنِ اقْتَطَعَ شِبْرًا مِنَ الْأَرْضِ ظُلْمًا طَوَّقَهُ اللَّهُ إِيَّاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ
Diriwayatkan dari Said bin Zaid bin Amr bin Nufail radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: Barangsiapa mengambil sejengkal tanah secara dhalim, maka Allah akan mengalungkan di lehernya pada Hari Kiamat nanti dengan setebal tujuh lapis bumi. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw pernah bersabda:
(( مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ مِنْكُمْ عَلَى عَمَل ، فَكَتَمَنَا مِخْيَطاً فَمَا فَوْقَهُ ، كَانَ غُلُولاً يَأتِي به يَومَ القِيَامَةِ ))
Barangsiapa di antaramu kami minta mengerjakan sesuatu untuk kami, kemudian ia menyembunyikan satu alat jahit (jarum) atau lebih dari itu, maka perbuatan itu ghulul (korupsi) harus dipertanggung jawabkan nanti pada Hari Kiamat. (HR. Muslim)
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَنِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ أَقْبَلَ نَفَرٌ مِنْ صَحَابَةِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالُوا فُلاَنٌ شَهِيدٌ فُلاَنٌ شَهِيدٌ حَتَّى مَرُّوا عَلَى رَجُلٍ فَقَالُوا فُلاَنٌ شَهِيدٌ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « كَلاَّ إِنِّى رَأَيْتُهُ فِى النَّارِ فِى بُرْدَةٍ غَلَّهَا أَوْ عَبَاءَةٍ ».
ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا ابْنَ الْخَطَّابِ اذْهَبْ فَنَادِ فِى النَّاسِ إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ الْمُؤْمِنُونَ ». قَالَ فَخَرَجْتُ فَنَادَيْتُ « أَلاَ إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ الْمُؤْمِنُونَ ». رواه مسلم
Abdullah bin Abbas berkata, Umar bin Al-Khatthab menceritakan kepadaku, ia berkata: “Bahwa pada perang Khaibar beberapa sahabat menghadap Rasulullah seraya mengatakan: Fulan mati syahid dan Fulan mati syahid sehingga mereka datang atas seorang lelaki maka mereka berkata: Fulan mati syahid. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Tidak, sesungguhnya saya melihatnya ada di neraka, karena ia menyembunyikan sehelai burdah (baju) atau aba’ah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Wahai Ibnul Khatthab, pergilah maka serukan kepada orang-orang bahwa tidak masuk surga kecuali orang-orang mu’min.” Ia (Umar) berkata: Maka aku keluar lalu aku serukan: Ingatlah sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang mu’min. (HR. Muslim)
1086 حَدِيثُ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : اسْتَعْمَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنَ الْأَسْدِ يُقَالُ لَهُ ابْنُ اللُّتْبِيَّةِ عَمْرٌو وَابْنُ أَبِي عُمَرَ عَلَى الصَّدَقَةِ فَلَمَّا قَدِمَ قَالَ هَذَا لَكُمْ وَهَذَا لِي أُهْدِيَ لِي قَالَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ مَا بَالُ عَامِلٍ أَبْعَثُهُ فَيَقُولُ هَذَا لَكُمْ وَهَذَا أُهْدِيَ لِي أَفَلَا قَعَدَ فِي بَيْتِ أَبِيهِ أَوْ فِي بَيْتِ أُمِّهِ حَتَّى يَنْظُرَ أَيُهْدَى إِلَيْهِ أَمْ لَا وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَنَالُ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْهَا شَيْئًا إِلَّا جَاءَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى عُنُقِهِ بَعِيرٌ لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بَقَرَةٌ لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةٌ تَيْعِرُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَتَيْ إِبْطَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ مَرَّتَيْنِ *
Diriwayatkan dari Abu Humaid as-Saaidi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi tugas kepada seorang lelaki dari Kaum al-Asad yang dikenali sebagai Ibnu Lutbiyah. Ia ikut Amru dan Ibnu Abu Umar untuk urusan sedekah. Setelah kembali dari menjalankan tugasnya, lelaki tersebut berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Ini untuk Anda dan ini untukku karena memang dihadiahkan kepadaku. Setelah mendengar kata-kata tersebut, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di atas mimbar. Setelah mengucapkan puji-pujian ke hadirat Allah, beliau bersabda: “Adakah patut seorang petugas yang aku kirim untuk mengurus suatu tugas berani berkata: Ini untuk Anda dan ini untukku karena memang dihadiahkan kepdaku? Kenapa dia tidak duduk di rumah bapak atau ibunya (tanpa memegang jabatan apa-apa) sehingga ia menunggu, apakah dia akan dihadiahi sesuatu atau tidak? Demi Dzat Muhammad yang berada di tangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian mengambil sesuatu darinya kecuali pada Hari Kiamat kelak dia akan datang dengan memikul di atas lehernya (jika yang diambil itu seekor unta maka) seekor unta itu akan mengeluarkan suaranya, atau seekor lembu yang melenguh atau seekor kambing yang mengembek. “ Kemudian beliau mengangkat kedua-dua tangannya tinggi-tinggi sehingga nampak kedua ketiaknya yang putih, dan beliau bersabda: “Ya Allah! Bukankah aku telah menyampaikannya,” sebanyak dua kali * (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bisakah korupsi diberantas?
“Tidak!” sampai kapanpun tindakan korupsi tak akan pernah benar-benar hilang di muka bumi ini, akan tetapi kita bisa meminimalisir tindakan korupsi.
Lalu bagaimana kita bisa menekan tindakan tercela ini?
Menurut saya, yang harus kita lakukan pertama kali adalah meminta kepada pemerintah untuk membuat suatu hukuman yang sekiranya bisa membuat koruptor itu jera. Soalnya kalau kita melihat hukuman yang sekarang, tak akan pernah membuat para koruptor jera, justru mereka malah ‘ketagihan’ untuk melakukan tindakan korupsi, mereka seakan-akan tidak takut dengan hukuman yang ada di Indonesia.
Kedua, pembentukan etika dan moral sejak dini melalui pelajaran-pelajaran keagamaan, kita ajarkan calon-calon penerus bangsa menjadi orang-orang yang mempunyai sikap yang jujur, adil,  dan beretika.
Ketiga dan terakhir, yaitu dengan cara mengoptimalkan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kita bantu KPK dalam memberantas korupsi di negeri tercinta kita ini, silahkan laporkan jika anda melihat ada indikasi tindakan KKN, jangan pernah malu dan takut dalam melaporkan hal ini.


Sumber: www.merdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar