Argumen
dan Bahasa
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita tak bisa lepas dari yang namanya “Bahasa dan
Argumen.” Sebagai makhluk sosial, tentu kita membutuhkan bahasa untuk
menyampaikan pesan kita kepada orang lain, karena bahasa adalah alat komunikasi
yang memakai lambang simbol sebagai alatnya. Lambang-lambang atau simbol itu
sendiri tidak serta-merta dibuat sendiri, lambang atau simbol yang dipakai oleh
bahasa harus dibuat sesuai dengan kesepakatan bersama agar mempunyai arti yang
sama pula, sehingga komunikan bisa mengerti maksud dari pesan yang disampaikan
oleh komunikator
“Argumen,”
kita mengenal kata itu di mata pelajaran Bahasa Indonesia, dalam pelajaran
Bahasa Indonesia, argumen masuk kedalam materi “paragraf” atau yang lebih kita
kenal dengan istilah “Paragraf Argumentasi”. Paragraf argumentasi adalah
paragraf yang berisi kata pendapat yang disertai dengan alasan-alasan, contoh,
dan bukti-bukti agar orang lain terpengaruh dengan apa yang kita kemukakan.
A.
Argumen
Seperti
yang sudah saya sampaikan pada kalimat diatas, argumen sering kita saksikan
pada obrolan-obrolan yang bertujuan
untuk menemukan/memecahkan suatu permasalahan.
Poepoprodjo
mengatakan: Argumen adalah kata lain untuk pemikiran, penalaran.
Sedangkan argumentasi lebih menunjukkan metode pemikiran, lebih-lebih apabila
mencakup banyak langkah. Kita dapat membedakan tiga hal dalam pemikiran:
1.
hal yang diketahui
2.
hal yang tidak diketahui
3.
proses mental dari yang pertama ke yang ke dua (Poespoprodjo, 1999)
·
Prinsip
Argumentasi
Dalam argumentasi, kita mengenal dua
prinsip, yaitu prinsip material dan prinsip formal.
Prinsip-prinsip material adalah
term-term atau proposisi-proposisi, sedangkan prinsip formal adalah
kebenaran-kebenaran yang menjamin terlaksananya proses pemikiran yang benar.
·
Macam-macam
Argumen
Dijelaskan juga dalam buku Logika Scientifika karya Poespoprodjo. Terdapat beberapa macam
terkait “Argumentasi,” diantaranya yaitu:
Ø Demonstrasi dan argument probabel
Demonstrasi adalah suatu argument
yang bertolak dari premis-premis yang pasti dan eviden. Sedangkan argumen
probabel adalah suatu argument yang benar dari premis-premis yang probabel.
Ø Argumentasi langsung dan tidak langsung.
Argumentasi tidak langsung
membuktikan suatu proposisi dengan menunjukkan bahwa kontradiksinya proposisi
tersebut salah dan tidak masuk akal. Argumentasi langsung membuktikan suatu
proposisi tanpa menggunakan cara yang berputar itu.
Ø Argumentasi a priori dan a posteriori
Hal-hal yang ditunjuk oleh premis
dalam kenyataannya dapat mendahului atau mengikuti hal yang dinyatakan dalam
kesimpulan. Apabila mereka mendahului, pemikiran di sebut a priori. Apabila
mengikuti, pemikiran disebut a posteriori. (Poespoprodjo,
1999)
·
Tujuan Argumen
Isi
argumentasi yang saya ketahui adalah sebuah pendapat dari seseorang yang
ditujukan pada orang lain, hal itu dikarenakan adanya ketidakpuasan ataupun
pendukung terhadap suatu kejadian atau pernyataan seseorang. Argumentasi yang
baik adalah argumentasi yang bisa menyertakan alasan-alasan,contoh-contoh,
ataupun bukti-bukti yang bisa memperkuat pendapat kita, sehingga orang lain
bisa terpengaruh oleh pendapat kita.
B. Bahasa
Sudah
sangat jelas, bahwa kita, yang notabene sebagai makhluk sosial, tentu membutuhkan bahasa untuk menyampaikan pesan
kita kepada orang lain, karena bahasa adalah alat komunikasi yang memakai
lambang atau simbol sebagai alat penyampai pesannya. Lambang-lambang atau
simbol-simbol itu sendiri tidak serta-merta dibuat sendiri, lambang atau simbol
yang dipakai oleh bahasa harus dibuat sesuai dengan kesepakatan bersama agar
mempunyai arti yang sama pula, sehingga komunikan bisa mengerti maksud dari
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Namun
ada beberapa pendapat dari para tokoh terkait pengertian “Bahasa.”
Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif
Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis
Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan ‘bahasa’ setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif
Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis
Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan ‘bahasa’ setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
Bloch & Trager
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia
Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi
Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
Pada penjelasan diatas, kita melihat ada perbedaan
pandangan dari setiap tokoh tentang
definisi ‘bahasa’. Namun jika saya
simpulkan, pada dasarnya ‘bahasa’ itu adalah alat komunikasi yang dipakai
manusia untuk menyampaikan pesannya
·
Fungsi-fungsi Bahasa
Ada beberapa fungsi yang bisa kita kaji dari istilah
‘bahasa’. Menurut Poespoprodjo, ada 3 fungsi dari bahasa, yaitu:
1.
Fungsi informatif bahasa.
Yaitu
fungsi untuk menyampaikan suatu informasi, yakni merumuskan dan mengiyakan atau
menolak proposisi.
2.
Fungsi ekspresif
Dalam
fungsi ini, bahasa dipakai sebagai suatu ungkapan dari perasaan atau sikap
seseorang, contoh penggunaan bahasa sebagai fungsi ekspresif yaitu seperti
kegiatan menyanyi, mengaji, menangis, dan lain sebainya.
3.
Fungsi direktif
Adalah
fungsi ketiga pemakaian bahasa, yakni pemakaian bahasa untuk menyebabkan atau
menghalangi suatu perilaku. Perintah
atau permintaan merupakan contoh jelas fungsi direktif bahasa.
Selain itu, sumber lain menyebutkan bahwa fungsi bahasa yang
mendasar adalah untuk menamai atau
menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Tokoh lain Larry L. Barker menyebutkan
bahwa bahasa memiliki tiga fungsi: penamaan (naming atau labelling),
interaksi, dan transmisi informasi. (Deddy Mulyana, 2013, hal 266).
C.
Contoh
Penggunaan Bahasa dalam Argumen
Argumen tak bisa lepas dari
penggunaan bahasa, argumen bisa terjadi karena bahasa, karena bahasa merupakan
alat komunikasi untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan.
Coba kita bayangkan suatu forum
diskusi, misalkan forum diskusi acara diesnatalis SMA yang biasanya dipegang
oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), diskusi atau rapat seperti ini
adalah tempat yang paling sering terjadinya proses ‘argumentasi’. Seorang ketua
atau pemimpin rapat sering memberikan kesempatan kepada peserta rapat untuk
memaparkan pendapat/argumennya, hal itu bertujuan agar acara yang mereka
selenggarakan bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Ketika proses argumen itu
berlangsung, tentu orang yang memberi argumentasi itu akan melakukan proses
bahasa untuk menyampaikan pesan/pendapatnya, dan dalam pemberian pendapat
tersebut, tidak mungkin si pemberi pendapat menggunakan bahasa yang tidak
dipahami oleh peserta rapat tersebut, jika hal itu terjadi tentu pesan atau
pendapatnya tak akan diterima oleh peserta rapat. Selain itu, orang yang ingin
berargumentasi harus pandai memilih kata-kata agar orang lain bisa terpengaruh
untuk kemudian setuju dengan pendapat yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Poespoprodjo. 1999. Logika Scientifika: Pengantar Dialektika dan Ilmu. Bandung: Pustaka
Grafika.
http://www.uklis.net/2013/07/pengertian-dan-contoh-paragraf.html
0 komentar:
Posting Komentar