Apa Itu Komunikator?
Pada dasarnya
komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan (biasanya lambamg-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikan). (Carl I. Hovland, 2007, hal 68).
Pada definisi
komunikasi di atas, disebutkan bahwa ‘komunikator’ adalah orang yang
menyampaikan rangsangan. Harrold Lasswell
mengatakan: komunikator atau sering disebut juga sumber (source), pengirim (sender), penyandi (encoder), pembicara
(speaker), atau originator. Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu,
kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.
Sekalipun fungsinya
sama yaitu sebagai pengirim pesan, sebetulnya masing-masing istilah itu
memiliki ciri khas tersendiri,terutama tentang sumber. Seorang sumber bisa jadi
komunikator/pembicara. Sebaliknya, seorang komunikator/sumber tidak selalu
sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang
sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai atau individu.
Komunikator yanng Baik Itu Seperti Apa?
Diperlukan
persyaratan tertentu untuk para komunikator dalam sebuah program komunikasi,
baik dalam segi sosok kepribadian maupun dalam kinerja kerja. Dari segi
kepribadian, agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak maka
seseorang komunikator mempunyai hal berikut (Ruben&Stewart, 1998; 105-109):
1. Memiliki kedekatan (proximility) dengan khalayak. Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada pesan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
1. Memiliki kedekatan (proximility) dengan khalayak. Jarak seseorang dengan sumber memengaruhi perhatiannya pada pesan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial.
2. Mempunyai
kesamaan dan daya tarik sosial dan fisik. Seorang komunikator cenderung
mendapat perhatian jika penampilan fisiknya secara keseluruhan memiliki daya
tarik (attractiveness) bagi audiens.
3. Kesamaan
(similirity) merupakan faktor penting lainnya yang memengaruhi penerimaan pesan
oleh khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur,
agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga
bisa meliputi masalah sikap dan orientasi terhadap berbagai aspek seperti buku,
musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak
terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras,
pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi,
dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya.
Evert M.
Rogers (1995;286:287) menyebut kesamaan antara komunikator dan khalayak dengan
prinsip homofili antara kedua belah pihak ini sangat efektif bagi penerimaan
pesan. Tetapi kadang-kadang diantara keduanya terjadi hubungan yang bersifat
heterofili, suatu keadaan yang tidak setara anyata sumber dan target sasaran.
4. Dikenal
kredibilitasnya dan otoritasnya. Khalayak cenderung memerhatikan dan mengingat
pesan dari sumber yang mereka percaya sebagai orang yang memiliki pengalaman
dan atau pengetahuan yang luas. Menurut Ferguson, ada dua faktor kredibilitas
yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat dipercaya (trustworthiness) dan
keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya adalah tenang/sabar (compusere),
dinamis, bisa bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki
kesamaan dengan audiens.
Menunjukkan
motivasi dan niat. Cara komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap
audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khlayak
akan berbeda
menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi (informative)
dari pesan yang diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka.
5. Pandai
dalam cara penyampaian pesan. Gaya komunikator menyampaikan (delivery) pesan
juga menjadi faktor penting dalam proses penerimaan informasi.
6. Dikenal
status, kekuasaan dan kewenangannya. Status di sini menunjuk kepada posisi atau
ranking baik dalam struktur sosial maupun organisasi. Sedangkan kekuasaan
(power) dan kewenangan (authority) mengacu pada kemampuan seseorang memberi
ganjaran (reward) dan hukuman (punishment).
Source Of Credibility
Dalam proses komunikasi seorang
komunikator akan sukses apabila ia
berhasil menunjukkan source
credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan
bagi komunikan. Kepercayaan
komunikan kepada komunikator ditentukan oleh
keahlian komunikator dalam bidang
tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia
dipercaya.
Seorang ahli hukum akan mendapat
kepercayaan apabila ia berbicara
mengenai masalah hukum. Demikian
pula seorang dokter akan memperoleh
13
kepercayaan kalau ia membahas
masalah kesehatan. Kepercayaan kepada
komunikator mencerminkan bahwa
pesan yang disampaikan kepada komunikan
dianggap benar dan sesuai dengan
kenyataan empiris. Jadi seorang komunikator
menjadi source of credibility disebabkan
adanya ethos pada dirinya yaitu apa
yang dikatakan oleh Aristoteles,
dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman
yaitu good sense, good moral
character dan good will, yang oleh para
cendikiawan modern diterjemahkan
menjadi itikad baik (good intentions), dan
dapat dipercaya (thrustworthiness)
dan kecakapan atau kemampuan
(competence or
expertness). Berdasarkan
hal itu komunikator yang ber-ethos
menunjukkan bahwa dirinya
mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan
mempunyai kecakapan dan keahlian (Effendy,
2007:306).
Daftar
Pustaka
Mulyana, Deddy. 2013.Ilmu Komunikas: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
ko dkit bnget sih
BalasHapus