Terus terang saja, sampai sekarang saya masih belum percaya
bisa kuliah di Universitas Padjajaran. Sejak kecil, saya memang ingin sekali kuliah
di universitas terkemuka di Indonesia, entah hasrat itu datang dari mana, yang
pasti saya ingin sekali menimba ilmu di tempat yang megah, memakai jas
almamater dan pada akhirnya saya di wisuda dengan memakai pakain toga.
Tanggal 18 Juli 2013
Di suatu sore, seperti biasa, saya disuruh berbelanja
kebutuhan warung dan saldo pulsa ke prapatan. Di hari yang sama, saya
mendapatkan info dari bidik misi via SMS, bahwa penerimaan SNMPTN sudah bisa
dilihat di website.
Perasaan penasaran dan takut lebur menjadi satu, ‘penasaran’
dengan isi website tersebut, apakah saya diterima atau tidak, dan ‘takut’
apabila saya tidak lolos dalam SNMPTN tersebut, sungguh pikiran saya waktu itu sudah dipenuhi
dengan “SNMPTN, SNMPTN, SNMPTN, dan SNMPTN”. Singkat kata, setelah saya belanja
saldo pulsa, saya langsung ke warnet untuk melihat penguumumanya secara
langsung di website. Namun, pada waktu
itu saya harus pulang dulu karena menurut website,
syarat untuk melihat seleksi tersbut hasrulah memasukan sandi yang telah
diberikan sebelumnya.
Setelah saya kembali lagi, dengan perasaan sangat gugup saya
muali mengtik nama dan sandi saya pada form yang disediakan.
Nama: Muhamad Septian Rizki
Pasword: ****************
Sebelum menekan tombol enter,
terlebih dahulu saya membaca lafal, “Bismillahirrohmanirrohim”,
lalu hasilnya :
“Selamat anda lolos”
Dengan refleks saya
langsung bersujud syukur ditempat itu, tidak peduli dengan pengunjung warnet
yang memperhatikan tingkah saya, yang mungkin menurut mereka apa yang saya
lakukan itu ‘aneh’ dan mereka sedikit mentertawakan saya. Setelah itu saya
langsung pulang, dengan perasaan tergesa-gesa dan ditemani rintikan air hujan
yang mulai membasahi tubuh ini, saya melesat bak Astronot yang membawa bulan ke
bumi.
Sesampainya di Rumah, saya langsung memeluk kedua orang tua
saya, sungguh saya tak bisa menyembunyikan air mata yang terus memaksaku untuk
mengeluarkannya, tapi coba tebak apa yang mereka katakan?
Orang tuaku berkata, “Kenapa kamu nangis? Uang untuk
belanjanya hilang yah?.”
Dalam hati saya, berkata, “Ya Allah gak so sweet banget
orang tua saya, bukannya ikutan nangis, ehh malah menyangka uang belanja hilang
hehehehe.. :’)”
Memang agak lucu mendengar pertanyaan orang tua saya, tapi
saya tahu, mereka bertanya begitu karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan memang saya
belum memberitahunya. Singkat kata, saya langsung menceritakan kabar gembira
ini kepada mereka.
Dengan perasaan sedih dan haru, orang tua saya pun ikut menitikan air mata, mungkin antara
perasaan bahagia dan tidak percaya bahwa anak mereka berhasil lolos dalam
SNMPTN. Rasa syukur mereka panjatkan kepada Allah SWT atas keberhasilan saya.
Melihat orang tua saya menangis karena bahagia seperti itu,
air mata saya makin deras keluar.
“Ya Allah.. terimakasih atas nikmat yang telah Engkau
berikan selama ini, Engkau telah membuat orang tuaku bahagia, dan aku telah
melihat orang tuaku bahagia, sebahagia ini. Sungguh tak akan pernah terbalas nikmat-Mu
ini, sekali lagi ‘terimakasih ya Allah’ ”
By: Muhamad Septian Rizki
FIKOM Unpad
0 komentar:
Posting Komentar